- Home >
- Ngentot pacar yang bernafsu besar
Posted by : NashGore
Sabtu, 06 Agustus 2016
Pada satu waktu Ira bertanya
kepadaku, " mas mungkin Ira dalam soal seks 'ngga normal 'ya ? ". Aku
bukannya menjawab pertanyaan Ira tersebut, malah aku balik bertanya
kepada Ira, " Ir, kamu tahu 'ngga batasan yang disebut tidak normal di
dalam soal hubungan sex ? ". Ira menjawab " 'ngga tahu ". Aku
menjelaskan pada Ira bahwa " segala cara, gaya dan frekuensi di dalam
melakukan hubungan sex akan selalu disebut normal apabila dilakukan
denganpersetujuan kedua belah pihak, dengan tujuan untuk saling
memuaskan pasangannya. Kalau pasangan kita melakukan cara-cara yang
tidak kita sukai tetapi dia terus memaksakan keinginannya untuk mencapai
kepuasannya sendiri, maka pasangan kita tersebut dapat dikatakan
memiliki penyimpangan seksual (sexual deviation atau abnormal) ". Pada
akhir-akhir ini, setiap kali aku mengentot Ira, jari-jari tanganku,
khususnya jari telunjuk, sering dijilatinya dan dimasukkan kedalam
mulutnya untuk dijilati dan diisapnya. Semakin liar gerakanku dalam
mengentot Ira, semakin bernafsu Ira menjilati dan mengisap jari
telunjukku. " Ir, kamu sekarang ini selama ngentot sering sekali
mengisap jari telunjuk mas, dan kelihatannya Ira makin sangat terangsang
kalau selama ngentot Ira dapat mengisap jari telunjuk mas. Pasti kamu
sangat menikmatinya 'kan ?", tanyaku. Ira menjawab " Ira makin
terangsang kalau Ira dapat mengisap jari telunjuk mas karena jari-jari
mas sekali-kali menyentuh langit-langit mulut Ira, rasanya geli dan
sangat merangsang sekali ". Dari jawabannya tersebut aku mulai
menduga-duga jangan-jangan pikiran Ira selama ngentot pada akhir-akhir
ini telah diisi dengan fantasi seksualnya yang baru. Aku memiliki
keyakinan bahwa jari telujukku itu pasti dibayangkan oleh Ira sebagai
kontol kedua yang dapat dinikmatinya bersama-sama dengan kontolku.
Keyakinan itu timbul dari expresi Ira selama mengisap jari telunjukku.
Ira begitu menikmatinya !. "Ir, kalau Ira mau bagaimana kalau kita coba
untuk melakukan "threesome" dengan menambah satu orang laki-laki lagi
dalam acara ngentot kita ", tanyaku. Ira tersentak kaget dengan
tawaranku, dan sejenak dia hanya terdiam saja. Aku mencoba untuk
menjelaskan pada Ira bahwa tawaran ini tentunya hanya sebuah tawaran
yang dapat ia tolak, kalau memang Ira tidak menginginkannya. Tapi
sewaktu aku menyinggung kepada kebiasaannya pada akhir-akhir ini Ira
senang menjilati dan mengisap jari telunjukku selama ngentot, Ira
menimpalinya dengan mengatakan "mas memang benar, karena pada
akhir-akhir ini Ira sering ber-fantasi bagaimana rasanya tubuh Ira ini
dijamah dan dicumbu oleh dua orang laki-laki dan Ira dapat bermain
dengan dua kontol sekaligus dalam satu tempat tidur ......... meskipun
Ira takut untuk mencobanya, tapi keinginan untuk mencoba hal itu selalu
muncul setiap Ira ngentot, baik itu dengan mas maupun dengan suami Ira,
tapi Ira masih ragu-ragu dan takut ". Aku mencoba lagi untuk meyakinkan
Ira , " memiliki perasaan ragu-ragu dan takut untuk mencoba sesuatu yang
baru adalah sangat wajar sekali, tetapi yang paling penting disini
adalah keputusan dari Ira sendiri, apakah Ira mau mencobanya atau tidak
", ungkapku. " Ira mau mas, tapi takut makin bertambah orang yang tau
bahwa Ira sebagai seorang istri ternyata tidak setia pada suaminya
sendiri, dimana sekarang ini 'kan hanya mas yang tau ", ujarnya. " Yang
penting adalah keputusan Ira bahwa Ira mau mencobanya, soal Ira takut
bertambahnya orang yang mengetahui selingkuhnya Ira akan menjadi
tanggung jawab mas. Mas sendiri 'kan harus dapat menjaga kerahasiahan
diri mas sendiri, jadi Ira tidak usah khawatir ", kataku. Bagi aku
sendiri melakukan "threesome" sudah sering aku lakukan bersama-sama
dengan sahabatku yang bernama Iwan, masih bujangan meskipun sudah
berumur 32 tahun. Iwan ini adalah " lady killer" yang berpostur tinggi,
tegap serta ganteng dan kontolnya untuk ukuran orang Indonesia termasuk
gede. Selain postur tubuhnya kelebihan lain dari Iwan ini adalah supel
dan mudah akrab dengan orang-orang yang baru dikenalnya serta dapat
dipercaya. Aku hubungi dia, dan dia setuju dan menunggu untuk dihubungi
oleh aku kembali. Pada hari yang telah direncanakan aku menghubungi Ira
dan mengatakan pada Ira bahwa hari ini aku akan memperkenalkan temanku
kepadanya. "mas, sungguh-sungguh dengan rencana ' threesome' itu ? ",
tanya Ira. Aku menjawab " itu soal nanti yang penting kita bertiga
ketemu dulu dan tentunya Ira sendiri yang harus memutuskan apakah akan
dilanjutkan dengan acara ' threesome ' atau tidak ". "Oke, mas, jemput
Ira ditempat biasa jam 11 'ya ", pinta Ira. Jam 10.30 aku bersama Iwan
meluncur untuk menjemput Ira. Sesampainya ditujuan, begitu Iwan melihat
Ira, Iwan berkomentar " Gila tu binor (bini orang) keren banget, mengapa
baru sekarang 'man gue dikenalin ". Aku kenalkan Iwan pada Ira, dan
kita bertiga, Ira duduk didepan disamping aku, meluncur ke arah utara
kota Jakarta. Selama diperjalanan Iwan secara aktif membuka pembicaraan
dengan Ira untuk membuat suasana lebih akrab lagi antara dia dengan Ira.
Tujuanku adalah sebuah motel didaerah Pluit yang bernama PT, di motel
ini selain kamarnya bagus juga makanannya enak-enak. Makan siang
dilakukan di dalam kamar, dan selesai makan siang dilanjutkan dengan
nonton laser disc sambil ngobrol-ngobrol. Pada waktu Ira selesai dari
kamar mandi, dekat pintu kamar mandi aku sempat bertanya kembali kepada
Ira apakah Ira mau lanjut dengan acara ' threesome ' atau Ira merasa
tidak cocok dengan Iwan. Ira menjawab " Iwan ganteng mas, dan untuk
acara .......... ", Ira diam, dan hanya tersenyum penuh arti kepadaku.
Aku dapat menangkap isyaratnya. Ira mau untuk mencoba ' threesome '
tetapi malu untuk mengatakannya. Kembali kekamar tidur, Ira duduk
di-sofa disamping Iwan, dan aku duduk disebelah kanan Ira. Posisi duduk
di-sofa itu menjadi Ira duduk ditengah diapit oleh aku disebelah kanan
dan Iwan disebelah kirinya. Film yang diputar melalui laser disc cukup
seru, sebuah film drama percintaan dengan diselingi adegan-adegan
ranjang yang halus tetapi cukup merangsang. Obrolan diantara kita
bertiga semakin hidup, dan kelihatan kekakuan Ira dengan kehadiran Iwan
sebagai kenalan barunya sudah mulai hilang. Aku berpikir bahwa kini
sudah saatnya untuk aku memulai berinisiatif "menyerang" Ira. Tanganku
mulai mengelus paha putih Ira, Ira melirik kepadaku dan tersenyum cantik
sekali. Elusan-elusan tanganku di atas paha putih Ira terus kulakukan
yang dengan sekali-kali sengaja tanganku menyusup lebih tinggi lagi
mendekati pangkal paha Ira. Hal itu aku lakukan dengan mataku tetap
menatap layar tv, dan sekali-kali aku mencuri pandang melihat kepada
Iwan. Sampai tahap ini Iwan masih belum bereaksi, pandangannya tetap
mengikuti film yang tertayang di tv. Rok mini Ira makin tersingkap, dan
tanganku dengan leluasanya merambah dan mengelus naik turun sampai
kesekitar pangkal pahanya, Ira mulai sering menggelinjang menahan
rangsangan akibat dari apa yang aku lakukan ini. Kesempatan ini aku
pergunakan untuk terus lebih merangsang Ira dengan mulai menyusupkan
tangan kananku kedalam blues Ira, pangkal toketnya mulai aku sentuh dan
Ira mendesis sambil tetap berusaha mempertahankan posisi dirinya agar
tidak semakin doyong bersandar ketubuh Iwan. Tanganku masih belum begitu
leluasa untuk meremas dan memainkan toket Ira karena masih terhalang
oleh BH yang dipergunakannya. Maka kembali tangan kananku kuturunkan
untuk kembali mengelus paha Ira dan kali ini tanganku mulai menyelinap
ke balik CD-nya. Ira tersentak menahan rangsangan ketika tanganku
menyentuh clit-nya, dan tanpa sadar kepala Ira jatuh didada Iwan. Dengan
sigap tangan kiri Iwan menyangga kepala Ira dan tangan kanannya mulai
meraba toket Ira. Ira mulai merintih lirih menahan nikmat. Dengan tangan
kanannya Iwan mulai melepaskan kancing baju atas Ira satu persatu.
Sedangkan aku sendiri makin ganas memilin clit Ira dengan tanganku.
Erangan Ira semakin keras, ketika tangan Iwan berhasil menyusup kebalik
BH Ira dan mulai meremas toket Ira dengan remasan-remasannya yang mampu
membuat Ira sangat terangsang. Goyangan kepala Ira semakin liar, dan
dengan tangan kirinya Iwan mengangkat muka Ira keatas sehingga posisi
bibir Ira sangat dekat dengan mulut Iwan. Tanpa menunggu lagi, Iwan
melumat bibir Ira dengan bernafsunya dan Irapun membalasnya dengan tidak
kalah buasnya. Aku angkat kedua kaki Ira keatas pahaku, kemudian kaki
kanannya aku sandarkan disandaran sofa. Dengan posisi seperti ini
tanganku semakin bebas memainkan clit Ira yang sudah mulai basah. Aku
melihat kepada Iwan, ternyata tangan kanannya masih terus meremas-remas
toket Ira, dan bibirnya sibuk mengulum bibir Ira. Begitu Iwan melepaskan
lumatannya, Ira berteriak " Pindah ke tempat tidur ........ Ira ingin
lebih bebas menikmati kalian berdua ". Iwan dan aku bersama-sama
mengangkat Ira ketempat tidur. Aku lepaskan rok mini Ira berikut CD-nya
sedangkan Iwan melucuti baju dan BH-nya. Ira sekarang telah telanjang
bulat dan badan yang putih serta montok itu seakan menantang untuk
dirajah oleh aku dan Iwan. Aku lebarkan kaki Ira, sehingga tampak jelas
menonjol clit Ira yang merah kecoklatan. Kuturunkan kepalaku untuk mulai
melumat dan mengisap clit Ira. "Oh.... oh.... mas, Ira suka banget
isepan mas pada clit Ira ", Ira mengerang menahan rasa gairah yang aku
berikan. Iwan mulai turut dalam permainan ini, dia menekukan lututnya
diantara kepala Ira sehingga posisi kontolnya jatuh tepat di atas mulut
Ira. Disodorkan kontolnya mendekati mulut Ira dan aku lihat Ira sempat
melihat ke wajah Iwan sambil tersenyum dan langsung mulai menjilati
kontol Iwan. Tangan Iwan dengan leluasanya meremas dan memilin toket
Ira. Sedangkan aku sendiri terus melumat clit Ira. Sekarang tangan
kananku yang memilin clit Ira, sedangkan dua jari tangan kiriku aku
masukkan kedalam memeknya. Ira mengelinjang dan menggerak-gerakan
pantatnya naik-turun seolah-olah dia sedang ngentot. Aku bertanya kepada
Ira " Apakah kamu suka dengan cara kita berdua ini ? ", Ira hanya mampu
menjawab dengan cara mengangukkan kepalanya, karena mulutnya masih
berusaha untuk dapat mengisap kontol Iwan sampai pada pangkalnya. Kontol
Iwan memang besar, kelihatan Ira kesulitan untuk mengisap kontol
tersebut sampai kepangkalnya. Aku lihat akhirnya Ira melepaskan isapan
atas kontol Iwan dan berkata " Wan, kontol kamu luar biasa gedenya, Ira
susah ngisepnya..... ". Aku menimpalinya dengan berkata " tapi kamu suka
'kan sama kontol Iwan ? ", Ira teriak "suka banget, mas" Aku berkata
pada Iwan " Wan, sekarang kamu entot Ira dulu supaya dia bisa ngerasain
gedenya kontol kamu ". Tanpa menunggu lebih lama lagi Iwan langsung
menempelkan kontolnya di bibir memek Ira dan mulai menggesek-gesekannya.
Ira merintih menahan nikmat dan aku sendiri sangat terangsang melihat
adegan itu. Kontolku berdiri keras sekali tetapi sementara ini aku tetap
ingin menjadi penonton dulu. Kontol Iwan agak kesulitan untuk menembus
memek Ira. Baru ujung kontolnya masuk Ira sudah menjerit " Wan.....
gila.... sakit..... rasanya kaya lagi waktu Ira dulu diperawanin ". Aku
memancing fantasi Ira dengan mengatakan " itu bukan Iwan tetapi Dodi ".
Pancingan ku berhasil, Ira mendesis sambil merintih " mas Dodi, Ira mau
diperawanin 'ya ". Iwan adalah partner aku yang baik dan sudah terbiasa
dengan situasi semacam ini dan dia menjawab " Ira sayang mas Dodi 'kan
?,..... biarkan kontol mas Dodi masuk ke memek Ira ". Iwan menekan
kontolnya agar dapat masuk lebih dalam lagi. Ira bereaksi dengan
berteriak " ach.....achh... sakit mas....pelan-pelan ". Aku melihat
dengan jelas bagaimana sulitnya memek Ira untuk menerima kontol Iwan,
dan adegan ini membuat aku semakin terangsang, tetapi aku mencoba untuk
menahan diri untuk tidak segera berpartisipasi agar tidak kehilangan
adegan yang merangsang ini. Ira mengerang " acchhhh....... pedih... mas
Dodi ......please fuck me slowly....... ..I like your cock.....so
big...acchhh..... . slowly darling ......", separuh dari kontol Iwan
berhasil masuk ke memek Ira, dan Ira sendiri berontak liar menahan rasa
pedih dan nikmat yang dirasakannya. Aku justru mendorong Iwan agar lebih
menancapkan kontolnya di memek Ira dengan berkata " ayo Dod.... fuck
her..... Ira minta di-entot sama kontol kamu ", dan akupun bertanya sama
Ira " bener 'kan Ir, ......kamu senang 'kan di-entot Dodi........ jawab
dong..... kalau tidak nanti Dodi cabut lagi kontolnya dari memek Ira ",
Ira berteriak " yessss........ Ira pengen banget kontolnya mas Dodi
.....". Mendengar teriakan Ira tersebut, Iwan langsung menekan kontolnya
lebih dalam lagi ke memek Ira, dan Ira menjerit " addduuuhhhhh...... so
big..... painfull but nice...... fuck me deeply mas Dodi ". Ira
meronta-ronta kenikmatan mendapatkan kontol yang jauh lebih besar dari
punyaku. Jeritan-jeritan Ira semakin keras, dan badannya meronta liar
tak terkendali ketika Iwan membalikkan badan Ira pada posisi doggy
style. Iwan sendiri kelihatan begitu bernafsu mengentot Ira dari
belakang, dia tidak mengurangi sama sekali genjotan kontolnya kedalam
memek Ira meskipun Ira terus merintih antara sakit dan nikmat. Aku sudah
tidak tahan lagi melihat adegan semacam itu, segera aku berdiri didepan
kepala Ira dengan posisi kaki yang kurentangkan sehingga kepala Ira
berada diselangkanganku. Aku sodorkan kontolku kemulut Ira untuk
dijilati dan diisapnya. Ira sudah diluar kendali, "mas Dodi....... ini
kontol siapa laag .........", belum selesai Ira berkata, kontolku sudah
masuk dimulut Ira dan Ira dengan bernafsunya menjilati dan mengisap
kontolku. Hentakan kontol Iwan dari belakang membuat Ira lebih tidak
terkendali lagi di dalam mengisap kontolku sehingga rasa nikmat yang aku
rasakan sulit untuk diungkapkan. Ira melepaskan isapannya atas kontol
aku, dan mengerang serta berteriak keras sekali "...... mas
Dodi......... Ira coming........... Ira engga tahan lagi..... addduhhhhh
ohhhhh.... so nice....... ", badannya sejenak bergetar liar....... dan
kemudian melorot rebah seperti tidak berdaya menahan rasa nikmat yang
baru saja diperolehnya. Iwan menarik kontolnya dari memek Ira secara
perlahan-lahan diiringi dengan lirihan Ira " aaaduuuhhhh ..... nikmat
sekali.......". Untuk beberapa saat kita bertiga tidak ada yang
bersuara. Keheningan terpecahkan ketika Ira berkata " sorry 'ya 'Wan,
tadi Ira teriak manggil-manggil nama mas Dodi ..... abis waktu kontol
mas Iwan mau masuk ke memek Ira, rasa sakit dan pedihnya sama banget
sewaktu Ira diperawanin oleh mas Dodi .... jadi Ira inget dia..... ". "
yang penting buat mas Iwan, Ira puas dan justru sewaktu Ira mulai
menyebut-nyebut nama mas Dodi, mas Iwan semakin terangsang karena
ngebayangin diri mas Iwan sebagai Dodi yang lagi merawanin Ira ", jawab
Iwan. Ira melirik ke Iwan dan sambil loncat kekamar mandi Ira berkata "
giliran kalian berdua 'ya untuk coming ......be back soon ". Keluar dari
kamar mandi, Ira berdiri menghadap kekaca rias sambil menyisir
rambutnya. Aku harus mengakuinya bahwa postur tubuh Ira memang indah,
putih dengan bentuk buah dada yang tegak menantang. Dalam posisi Ira
masih berdiri menghadap kaca, aku sudah berdiri memeluknya dari
belakang, secara perlahan kutelusuri tengkuknya dengan bibirku. Ira
menggelinjang geli. Ciuman-ciuman kecil terus aku lakukan disekitar
tengkuknya sambil tanganku dengan halusnya mulai mengelus buah dadanya.
Tampak dikaca Ira berusaha untuk tidak memejamkan matanya, Ira berusaha
untuk dapat melihat buah dadanya di-elus dan diremas oleh kedua
tanganku. Ira kelihatannya menikmati sekali adegan ini. " 'Wan, ....
lets joint with us ...... ", ajakku. Iwan beranjak dari tempat tidur dan
langsung berjongkok diantara kaki Ira menghadap ke clit-nya Ira. Iwan
mulai memainkan lidahnya menjilati sekitar bibir memek Ira, dan Ira
tetap bertahan untuk terus menatap ke kaca . Tangan Ira memegang rambut
Iwan, dan kepala Iwan digoyang-goyangkannya seolah-olah Ira menuntun
lidah Iwan agar jilatannya jatuh ditempat yang diinginkannya. Nafas Ira
memburu, desahan rasa nikmat yang dialaminya mulai terdengar " .....
ohhh ....acchhhh shhhhhn..... adduhhhh...... ". Tanganku masih terus
meremas dan memilin puting toket Ira. " Ir, lihat dikaca, .....
lihat...clit kamu lagi di-isap dan dijilati Iwan, dan toket kamu sedang
mas remas-remas.....lihat....." , bisikku. Ira menatap kaca dan merintih
lirih " ....... keep on doing....... Ira suka baaangeeet.......
enak.....". Aku basahi dengan ludah jari telunjukku, dan secara
perlahan-lahan kutusukan kedalam anus Ira. Ira meronta, dan sambil tetap
memegangi rambut Iwan untuk supaya tetap menjilati clit-nya, Ira mulai
menggoyangkan pantatnya dengan maksud agar jariku dapat masuk lebih
dalam lagi di anusnya. Ira sudah lepas kendali, berteriak dan meronta
menuntut yang lebih dari yang sedang dirasakannya saat ini. Aku basahi
sekitar anus Ira dengan ludahku demikian pula kontolku. Perlahan tapi
pasti, kontolku aku tekan ke anusnya, Ira menjerit ketika kontolku
berhasil masuk ke anusnya. Dengan posisi berdiri, Iwan mulai berusaha
untuk memasukkan kontolnya ke memek Ira. Tekanan-tekanan kontol Iwan
yang berusaha untuk masuk ke memek Ira, secara tidak langsung menekan
lebih dalam lagi kontolku terbenam di memek Ira, rasanya luar biasa
nikmat. Kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira dan gerakan Ira semakin
tidak terkendali karena setiap tekanan yang aku lakukan membuat kontol
Iwan masuk semakin dalam, demikian sebaliknya kalau Iwan yang melakukan
tekanan. Rintihan, teriakan dan gerakan Ira luar biasa sekali, Ira
benar-benar menikmatinya. Ira merintih, " ohhhhhhhhhh, I'm coming
again...... shhhhehhhhh,...aaddduuuuhhhh, aaacchhh ..." , melihat Ira
meronta-ronta aku tidak tahan lagi, aku tekan dengan dalam kontolku di
anus Ira, diam tanpa gerakan untuk dapat merasakan sepenuhnya jepitan
anus Ira di kontolku akibat kontraksinya lubang anus Ira. "
ooohhhh...Ira....... mas mau keluar....... auuuuccchhhh.....
shhhiiiiittttt....... I'm coming ...Ira ", teriakku sambil meremas
kencang toket Ira. Kudekap Ira dengan kedua lenganku, sedangkan Iwan
dengan ritme yang pelan tetap masih mengentot Ira, Ira sudah tidak mampu
lagi untuk membuka matanya, bibirnya terkatup menahan rasa nikmat.
Perlahan-lahan kucabut kontolku dari anus Ira dan membiarkan Iwan sambil
berdiri meneruskan mengentot Ira Aku duduk di-sofa memperhatikan mereka
berdua ngentot. Iwan mengangkat Ira ketempat tidur, dengan posisi kaki
Ira terjuntai kelantai, Iwan berusaha untuk memasukkan kontolnya lagi ke
memek Ira. Kontol Iwan yang begitu gede berhasil masuk separuhnya ke
memek Ira, dan Ira pasrah menerimanya ketika Iwan menekankan kontolnya
sampai masuk seluruhnya. "adduhhhhh.... ", hanya itu yang dapat
diucapkan Ira. Gerakan Iwan dalam ngentot Ira tetap stabil, perlahan,
tetapi setiap menekan Iwan selalu menekan kontolnya sampai masuk
semuanya. Reaksi dari entotan Iwan ternyata luar biasa sekali, setiap
Iwan menekankan kontolnya Ira pasti merintih " mas Iwannnn....
ampun.....ampun mas........ Ira puas bangeeetttt-bangeeettt ", tanpa
sadar kontolku berdiri lagi tetapi aku merasa kasihan kepada Ira kalau
harus menangani kontolku lagi. Aku mendekat kepada Ira dan dengan halus
ku-usap dan kuremas-remas buah dadanya. Remasan-remasan yang aku lakukan
membuat Ira makin merintih, dan rintihan Ira yang semakin keras
tersebut merangsang Iwan untuk lebih mempercepat entotannya. "mas
Iwan...... Ira ampun....... Ira mau keluar lagi.......aaacchhhhhhhhh
........Ira keluar..... oocchhhhhh ", teriak Ira, dan bersamaan dengan
teriakan Ira tersebut kulihat Iwan memperlambat entotannya dan
menanamkan seluruh kontolnya dalam-dalam ke memek Ira sambil berteriak "
Irrrrrr, mas ... mau keluar.... accchhh adduhhhhhhh ", badan Iwan
meregang tegang menahan nikmat dan beberapa saat kemudian merebahkan
badannya memeluk Ira sambil mencium bibir Ira dengan mesranya. Ira tidak
bersuara,demikian pula Iwan dan aku, kita masing-masing jalan dengan
pikiran dan lamunannya sendiri-sendiri. Jam 19.00 kita bertiga
meninggalkan motel PT, ditengah jalan Ira berkata " ...mas Iwan kotolnya
'ko bisa gede begitu sih..... rasanya sampai sekarang masih mengganjal
saja di memek Ira ". Iwan hanya tertawa dan sambil berseloroh menjawab "
kamu salah Ir, yang gede bukan kontol mas Iwan... tapi memek kamu yang
terlalu sempit ", kita bertiga tertawa lepas dan sepakat untuk
melakukannya lagi .......... next time